BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perdagangan tidak terlepas dari
interaksi para pelakunya, perorangan maupun antar kelompok. Kota Makassar adalah kota pelabuhan dan
perdagangan, karena letaknya yang strategis, menjadikan Makassar ramai
dikunjungi nelayan dan pedagang yang mengikuti pelayaran lokal ataupun yang
ingin menuju ke kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Karena mempunyai letak yang
strategis juga Makassar menjadi sesuatu yang dipertikaikan untuk kepentingan
bangsa-bangsa yang ingin menguasai perdagangan.
Dunia mengenal Sulawesi Selatan atas
keberhasilannya yang gemilang dalam
menghadapi tantangan kapitalisme dan imperalisme di masa silam. Selama setengah
abad sebelum tahun 1660, Makassar dengan gagah berani mempertahankan prinsip
kebebasan di laut melawan rencana monopoli Maskapai Dagang Hindia Belanda ( VOC
). Satu masa perubahan besar- besaran di
Sulawesi Selatan tumbuhnya kota dan kerajaan Makassar sebelum 1660 memberi
cahaya terang tentang sifat-sifat
pertumbuhan tradisi budaya ini, yang memungkinkan orang-orang Makassar menanggapi secara positif akan tuntutan
perubahan. Di sini akan diuraikan beberapa watak orang Makassar dan kondisi
sosio-kultural yang mendorong Makassar tumbuh menjadi sebuah kekuatan besar pada abad 17.
Sejak awal abad ke-17, makassar
menjadi titik komersial, sebagai basis bagi semua pihak yang sedang mencari
jalan untuk menghindari usaha VOC memonopoli perdagangan rempah di Maluku. Bangsa Portugis mulai sering mengunjungi kota
ini sejak dekade awal abad ke-17. Bangsa Inggris mendirikan sebuah kantor
dagang pada tahun 1613, dan membangun hubungan khusus pada tahun 1630-an
sebagai penyuplai senjata dan amunisi, serta kain india. Kemudian Bangsa
Denmark mengikuti jejak mereka pada tahun 1618, pedagang Perancis dari St. Malo
tiba pada tahun 1622, pedagang China mulai kerap menyambangi kota ini pada
tahun 1619, bahkan pada tahun 1650-an ada sebuah perwakilan tetap kerajaan
Golconda dari India Selatan. Selain perdagangan utama menyediakan rempah kepada
pembeli dari Eropa, India, dan China, Makassar menjadi salah satu pintu masuk
Asia Tenggara dimana barang-barang China dan perak meksiko bisa dipertukarkan
satu sama lain dan dengan kain India.
Awalnya Makassar membuka diri dan
memberlakukan semua pedagang asing dengan sama. Namun, pertengkaran antara
Portugis, Belanda, dan Inggris membuat kebijakan terbuka ini sulit
dipertahankan. Ketika VOC membuka kantor dagang (loji) di Makassar (1607-1615),
berbagai tuntutan untuk memutuskan hubungan dagang dengan Portugis terus
muncul. Untuk menjawab tuntutan-tuntutan semacam ini, Sultan Alaudin
mengelurkan pernyataan terkenalnya “Tuhan menciptakan darat dan laut, daratan
dibagikannya di antara manusia dan laut diberikan-Nya kepada semua orang. Belum
pernah saya mendengar seseorang harus dilarang melayari lautan.” (Reid, 2014: 44)
Tahun 1672, pimpinan Maskapai Dagang
Inggris menuntut agar diambil tindakan yang lebih keras terhadap orang
Portugis. Namun, Sir Hawley kuasa dagang
Inggris setempat memaparkan:
“Sang Raja menghendaki agar keduanya [Inggris dan Portugis] sama-sama bebas
di pelabuhan Makassar, namun karena segan mengusik salah satu di antara
keduanya, dan kebaikannya terhadap Inggris tak pernah luntur, seakan tidak ada
lagi pemimpin politik Eropa yang dapat melebihinya. Akan tetapi negerinya pun
sangat memerlukan pasokan barang dari orang-orang Portugis, sehingga hal
terbaik yang dapat kita lakukan adalah berdiri di tengah-tengah dan tidak akan
saling mengganggu di pelabuhan sang raja, namun begitu, meninggalkan pantai
Sulawesi kita akan berjuang mati-matian melawan mereka.” (Reid, 2014: 368).
Kebijakan pintu terbuka ini bisa
dipandang tak lebih dari sekedar sikap pragmatis tehadap kebutuhan perdagangan
Makassar. Namun, kebijakan ini disertai dengan kesediaan yang unik untuk
mengadopsi ide-ide segar yang dianggap bermanfaat. Makassar beralih dari satu
keberhasilan ke keberhasilan lain, tidak hanya dalam soal penaklukan tetapi
juga dalam inovasi teknik dan intelektual.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Perdagangan di sepanjang wilayah Nusantara pada awal abad
ke-17
2. Situasi sosial dan ekonomi di Makassar pada abad ke-17
3. Kebijakan penguasa Makassar terhadap kegiatan pelayaran
dan perdagaangan di Makassar
4. Pedagang-pedagang Eropa, China, hingga Timur Tengah di
wilayah Makassar
5. Perseteruan ekonomi dan politik dengan kongsi dagang VOC.
C.
Pembatasan
Masalah
Untuk
lebih memfokuskan penelitian ini, maka pembatasan masalah dalam skripsi ini,
berkaitan dengan “Peranan Kerajaan Gowa Dalam Perniagaan Pada Abab ke-XVII”.
D.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
situasi sosial dan ekonomi Makassar pada awal abad ke-17
?
2. Bagaimana penerapan kebijakan oleh para elite bangsawan
Makassar terhadap kegiatan perniagaan di Makassar abad ke-17 ?
3. Bagaimana
perkembangan lanjutan perdagangan dan perniagaan di
Makassar hingga awal masa penguasaan VOC ?
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini, antara lain :
1. Untuk menjabarkan situasi sosial
dan ekonomi Makassar pada awal abad ke-17.
2. Untuk menjabarkan penerapan
kebijakan oleh para elite bangsawan Makassar terhadap kegiatan perniagaan di
Makassar abad ke-17.
3. Untuk mendeskripsikan perkembangan
lanjutan perdagangan dan perniagaan di Makassar hingga awal masa penguasaan VOC.
F.
Kegunaan
Penelitian
Diharapkan bahwa hasil penelitian dapat memberikan
gambaran dan tambahan informasi atau sebagai salah satu sumber alternatif yang dapat digunakan oleh para mahasiswa /i
sejarah.
1. Dengan
adanya penelitian diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
mahasiswa/i sejarah berkaitan dengan perkembangan kehidupan ekonomi dan maritim Indonesia.
2. Bahwa
mengingat keterbatasan sumber-sumber sejarah terutama dalam bentuk buku-buku
maka dengan hasil penelitian diharapkan memberikan sumber inpirasi dan motivasi
bagi penelitian atau mahasiswa sejarah untuk tertarik lagi kepada studi
tersebut.
G.
Sistematika
Penulisan
Bab
I :
PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan secara
keseluruhan tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab
II : LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
Bab ini dibahas tentang tinjauan pustaka tentang
sejarah militer, pengertian peran, serta beberapa penelitian yang relevan.
Bab
III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai
metodologi penelitian. Didalamnya akan
membahas mengenai waktu dan tempat penelitian, metode sejarah
Heuristik,Verifikasi,Intrpretasi, Historiografi, dan sumber sejarah dari
penelitian ini.
Bab
IV : PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab selanjutnya yakni hasil penelitian dan pembahasan. Dalam
bab ini akan dikemukakan deskripsi informasi hasil penelitian dan deskripsi temuan
penelitian.
Bab
V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP